Rabu, 05 April 2017

Mengingat Si Burung Merak, WS Rendra


Hidup itu seperti uap,  yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap
Ketika orang memuji milikku
Aku berkata bahwa ini hanya titipan saja

Bahwa mobilku adalah titipan-Nya
Bahwa rumahku adalah titipan-Nya
Bahwa hartaku adalah titipan-Nya
Bahwa putra-putriku hanyalah titipan-Nya


Tapi mengapa aku tidak pernah bertanya
Mengapa Dia menitipkannya kepadaku?
Untuk Apa menitipkan semuanya kepadaku?

Dan kalau bukan milikku
Apa yang seharusnya aku lakukan untuk milik-Nya ini?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya?

Malahan ketika diminta kembali
kusebut itu musibah
kusebut itu ujian
kusebut itu petaka
kusebut itu apa saja
Untuk melukiskan, bahwa semua itu adalah derita

Ketika aku berdo’a
kuminta titipan yang cocok dengan kebutuhan duniawi
Aku ingin lebih banyak harta
Aku ingin lebih banyak mobil
Aku ingin lebih banyak rumah
Aku ingin lebih banyak popularitas

Dan kutolak sakit
Kutolak kemiskinan
Seolah semua derita adalah hukuman bagiku

Seolah keadilan dan kasih-Nya
harus berjalan seperti penyelesaian matematika
dan sesuai dengan kehendakku.

Aku rajin beribadah
maka selayaknyalah derita itu menjauh dariku
Dan nikmat dunia seharusnya kerap menghampiriku

Betapa curangnya aku
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagangku
dan bukan sebagai Kekasih!

Kuminta Dia membalas perlakuan baikku
dan menolak keputusan-Nya yang tidak sesuai dengan keinginanku

Duh Allah ...

Padahal setiap hari kuucapkan,
Hidup dan matiku, hanyalah untuk-Mu
Ya  Allah, Ampuni aku ya Allah

Mulai hari ini,
ajari aku agar menjadi pribadi yang selalu bersyukur
dalam setiap keadaan
dan menjadi bijaksana,
mau menuruti kehendak-Mu saja ya Allah

Sebab aku yakin
Engkau akan memberikan anugerah dalam hidupku
Kehendak-Mu  adalah yang terbaik bagiku

Ketika aku ingin hidup kaya
aku lupa
bahwa hidup itu sendiri
adalah sebuah kekayaan

Ketika aku berat untuk memberi
aku lupa,
bahwa semua yang aku miliki
juga adalah pemberian

Ketika aku ingin jadi yang terkuat
aku lupa,
bahwa dalam kelemahan
Tuhan memberikan aku kekuatan

Ketika aku takut Rugi
Aku lupa,
bahwa hidupku adalah
sebuah keberuntungan
kerana Anugerah-Nya

Ternyata hidup ini sangat indah,
ketika kita selalu bersyukur kepada-Nya

Bukan karena hari ini indah
kita bahagia
Tetapi karena kita bahagia
maka hari ini menjadi indah

Bukan karena tak ada rintangan kita menjadi optimis
Tetapi karena kita optimis, rintangan akan menjadi tak terasa.

Bukan karena mudah kita yakin bisa
Tetapi karena kita yakin bisa
semuanya menjadi mudah

Bukan karena semua baik kita tersenyum
Tetapi karena kita tersenyum, maka semua menjadi baik

Tak ada hari yang menyulitkan kita
Kecuali kita sendiri yang membuat sulit

Bila kita tidak dapat menjadi jalan besar
Cukuplah menjadi jalan setapak yang dapat dilalui orang

Bila kita tidak dapat menjadi matahari,
Cukuplah menjadi lentera yang dapat menerangi sekitar kita

Bila kita tidak dapat berbuat sesuatu untuk seseorang,
maka berdoalah untuk kebaikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar