Rabu, 05 April 2017
Para Malaikat Sahabat Empat
PARA MALAIKAT
SAHABAT EMPAT
Oleh: Emha Ainun Najib
1
Wahai para Malaikat sahabat empat
Temanilah aku malam ini pergi berkelana
Berkunjung, menyapa dan mengagumi para saudara
Yang kampungnya mengambang di remang rawa-rawa
Tiang-tiang rumah mereka keteguhan hati
Tapi Lantainya api
Ranjang mereka mimpi kesakitan
Tapi bangun pagi mereka selalu senyuman
Atap dan genting mereka kelegawaan
Angin menghembuskan bakteri dan kuman
Dari arah yang tak beraturan
Tapi setiap kali tiba di puncak cemas dalam kegelapan
Mengalir rasa dingin yang meresap di dalam dada mereka
Rupanya dari langit bertabur semacam benih-benih rahasia
Yang ditanam di pesawahan keabadian
Yang menghampar di dalam jiwa mereka
2
Wahai para Malaikat sahabat empat
Kalau ini bukan sunyi, apa namanya
Wahai para Malaikat sahabat empat
Mungkinkah kosong, tak sanggup kugambar apa-apa
Wahai para Malaikat sahabat empat
Pahamku hampa, rumusanku sirna
Dimana gerangan tempat persembunyian-Nya
3
Wahai para Malaikat sahabat empat
Mohon sampaikan kepada Maha Baginda
Bahwa di bumi perantauanku tak ada duka
Tak ada derita
Tak juga sengsara
Yang ada hanya cinta
Lapar dahaga
Dan rasa sakit kerinduan kepada-Nya
Wahai para Malaikat sahabat empat
Sampaipun neraka kuikhlaskan
Asalkan dari kawah siksaan
Wajah-Nya membayang
Pun seindah senikmat apapun
Sorga Menggendong mengayun-ayunku
Takkan berkurang kesedihan dan sunyiku
Kalau tak bisa kupandangi Wajah Cintaku
4
Wahai para Malaikat sahabat empat
Berkenankah Baginda menunjukkan kepadaku
Untuk hiburan selama menunggu
Selesainya kehidupan dunia yang begitu dungu
Bermurah hatilah mengisahkan kepadaku
Berapa jumlah jibril semuanya
Berapa banyak Mikail, Isrofil dan Izroil
Atau katakanlah kepadaku
Betapa awam dan rendahnya pertanyaanku
Sedikit jelaskan kepada kerdilnya ilmuku
Bahwa Baginda tidaklah bisa dipersentuhkan
Dengan jumlah dan kerdilnya hitungan
Karena para Malaikat bermahkota cinta
Yang seluruh jagat raya
Hanyalah setitik debu di kandungannya
5
Wahai para Malaikat sahabat empat
Aku tahu bahwa Baginda sangat tahu
Segala yang ingin kucurahkan dari lubuk hatiku
Tetapi mohon izin jika aku bertanya
Apakah yang kami manusia merasakannya
Para Bagindapun mampu merasakannya
Sebab dengan ilmu sampaipun ke cakrawala
Dengan pengetahuan yang sempit tak terkira
Bagi kami Malaikat tetaplah bukan manusia
Para Baginda sangat penuh cinta dan setia
Mendalami hatiku yang penuh duka dan derita
Jatuh bangun hidupku hampir putus asa
Namun Para Baginda tetaplah bukan manusia
Dan Semalaikat apapun Para Baginda
Tetaplah bukan Tuhan Yang Maha Segala
Wahai para Malaikat sahabat empat
Maafkanlah ungkapan sepiku
Dari gelap gulita belantara dunia
6
Wahai para Malaikat sahabat empat
Siapakah nama para beliau yang mengawalku
Membimbing dari depan langkahku
Menjaga di kanan kiri dan belakangku
Yang meneguhkan leher dan pundakku
Yang bersinggasana di atas ubun-ubunku
Yang memelihara tegaknya kedua kakiku
Wahai para Malaikat sahabat empat
Perkenalkanlah aku kepada mereka
Karena ingin kuhaturkan dalamnya rasa
Takdzim dan terima kasih tak terhingga
Berulang-ulang beribu kali kusapa mereka
Namun sarafku saraf batu
Mripatku mripat benda
Hatiku beku dan jiwaku disaput gulita
Hingga tak pernah sanggup mendengar
Jawaban dan sapaan mereka
7
Wahai para Malaikat sahabat empat
Kenapakah kekasih Allah
SAng wajah segala wajah
Yang karena amat mencintainya
Dadaku serasa terbelah
Yang karena Allah menciptakannya
Maka Ia bergairah menciptakan jagat raya
Menciptakan para Malaikat
Serta kami semua ummat manusia
Kenapakah wahai para Malaikat sahabat empat
Allah tega mengirimkannya ke dunia
Hanya sangat, sangat sejenak saja
63 tahun nun jauh di seberang waktu
Hingga kini kami dirundung kerinduan
Menantikan saat tibanya kematian
dikurung di rumah kesunyian
Yang dingin bukan buatan
8
Wahai para Malaikat sahabat empat
Bagaimana ini tidak ada Kanjeng Nabi
Di hadapanku
Di kiri kananku
Di RT-RWku
Di seantero Negeriku
Di ruang dan waktuku
Hanya bersemayam jauh di kedalaman kalbu
Yang aku tak pernah berhasil menyelaminya
Hingga ke persembunyian gua Hira
Telah kulakukan ratusan kali
Tata cara sembahyang
Agar Paduka Nabi berkenan
Aku yang hina dina ini sowan
Tapi hanya sunyi yang terpandang
Serta jiwaku sendiri yang hampa
Dikotori dosa-dosa
Wahai para Malaikat sahabat empat
Bagaimana ini tidak ada Kanjeng Nabi
Di tengah dunia yang penuh dendam dan benci
9
Wahai para Malaikat sahabat empat
Pandu aku menemui Rasulullah pemancar cahaya
Kalau hati berduka dan putus asa
kugambar dipembayanganku wajahnya
Kubasuh luka dengan mengusapkan cahanya
Aku menyelam sangat dalam di lubuk kalbu
Kutelusuri dan kucari gua pertapaannya
Tapi tak kunjung ketemu
Hingga barusan tadi kumataharikan mata batinku
Tak kunjung kutemukan sang pertapa itu
Wahai para Malaikat sahabat empat
Aku bersujud beribu kali
Doa dan pengharapanmu tak henti
Berdaya upaya kasyful-hijab barang sekali
Tapi tak terdengar oleh sapaan atas kerinduan ini
Aku terkungkung di sel hampa yang sunyi
10
Wahai para Malaikat sahabat empat
Aku fakir miskin yang buta dan tuli
Orang-orang alim saleh di sana sini
Dikunjungi Rasulullah dalam mimpi
Aku ditinggalkan sendiri
Aku lumpuh
Aku tak bisa bergerak
Ditindih oleh batu raksasa durhaka dunia
Dihimpit oleh kesedihan tak kira-kira
Dikurung oleh peradaban gelap gulita
Wahai para Malaikat sahabat empat
Aku akan berlindung ke rumah Muhammad
Aku akan duduk bersila di depan pintunya
Hingga kiamat
11
Wahai para Malaikat sahabat empat
Di samping kenangan dalam kalbu
Di luar angan-angan dan rindu
Sedang berada di manakah kekasihku
Muhammad urat saraf tarekat cintaku
APakah ada anak-anak Adam yang lain
Nun di seberang planet-planet
Di remang-remang galaksi
Di telikungan jagat semesta
Yang Muhammad kita ditugasi
Untuk menjadi penghulu iman mereka
Wahai para Malaikat sahabat empat
Alangkah mudahnya bagi kalian semua
Untuk membawaku ke sana
Sehingga bisa kucuci kaki lelahnya
Dan kucium telapaknya
12
Wahai para Malaikat sahabat empat
Kalau kelaliman di dunia
Hanya untuk menguji sabarku
Serta melatih jiwa penerimaanku
Siapakah gerangan aku
Hingga sedemikian pentingnya
DUnia dikorbankan untuk gelap gulita
Demi istiqamah imanku
Para penghuninya harus merusak dirinya
Demi inna shalati wa nusuki wa mahyaya
Wa mamati hanya buat Ia Yang Maha Segala
Wahai para Malaikat sahabat empat
Sampaikanlah kepada Ia yang Hayyu dan Muhyi
Bahwa aku tak pernah benar-benar mengerti
Meskipun kudalam-dalami beribu kali
13
Wahai para Malaikat sahabat empat
Tolong sampaikan bahwa hatiku sangat cemas
Jiwalu kesuh, langkah-langkahku amat gugup
Hidupku terjungkal-jungkal
Padahal tak ada bebatuan yang mengganjal
Ucapan-ucapanku gagap
Pikiranku kehilangan bangunan
Ilmuku tinggal garis dan sosok buram
Wahai para Malaikat sahabat empat
Tolong sampaikan kepada Paduka Muhammad
Aku tetap berpegangan di tiang qul huwallahu ahad
Tapi kalau tak kulihat gamis punggungnya yang keramat
Di depanku tatkala aku bermakmujm shalat
Sungguh tak kan bisa bersabar
Aku Menantikan kiamat
2002-2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar