Banyak cara untuk hidup bahagia. Bahagia adalah cara pandang. Bahagia adalah efek ideologi, konsep, dan perilaku kita dalam memandang hidup. Kita tentu saja ingin menjadi manusia yang selalu bahagia. Kebahagiaan itu hanya bisa terjadi jika seseorang menyandarkan hidupnya hanya pada Allah. Kita ingin hidup sukses di dunia dan juga sukses di akhirat. Kita ingin bahagia di dunia juga bahagia di akhirat. Meskipun di dunia ini selalu berpasang-pasangan misalnya ada siang ada malam, ada bahagia ada duka. Meski demikian para kekasih-kekasihnya menjalani kehidupan di dunia ini sudah dalam keadaan bahagia. Manusia mana lagi yang akan kita jadikan teladan dalam hal kebahagiaan kecuali hanya para kekasih-kekasihNya. Mereka tidak merasa ketakutan dan tidak pula bersedih hati. Mereka menjadi manusia paling bahagia di dunia dan di akhirat. Dalam situasi apapun, kapanpun dan dimanapun mereka akan bahagia karena kebahagiaan bagi mereka adalah menyendiri berdua bersama Rabb-nya. Mereka bermesraan bersama kekasihnya. Tak sedetikpun mereka ingin terlepas ingatan dan hidupnya dengan Kekasih Yang Maha Agung yaitu Allah SWT.
Adapun 14 kiat sukses agar kita bisa hidup bahagia yaitu :
1. Taqwa
"Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya". (QS Ath Thalaq).
Sesungguhnya manusia dihadapan-Nya sama, sama-sama makhluk-Nya yang lemah dan tak berdaya. Tidak ada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan-Nya. Hanya taqwa-lah yang membedakan derajat kepangkatan di hadapan-Nya. Bukanlah kepandaian, kecantikan, kekayaan, dan jabatan yang menjadi ukuran akhirat. Semoga kita termasuk muttaqin.
2. Tawakkal
Nabi SAW bersabda: "Seandainya kamu bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, niscaya kamu diberi rezeki seperti burung diberi rezeki, ia pergi pagi hari lapar dan petang hari telah kenyang". (HR Ahmad, At Tharmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Al Hakim dari Umar Bin Khattab r.a).
Menyandarkan segala persoalan terhadap Allah SWT adalah hal utama dan pertama. Maka usaha apapaun hasilnya kita akan menerima dengan lapang dada dan penuh syukur karena sudah menyandarkan kepada-Nya bahwa hasil berapapun berasal dari pemberian-Nya.
3. Shalat Duha
Firman Allah dalam hadits Qudsi : "Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang (shalat duha), nanti pasti akan Aku cukupkan keperluanmu pada petang harinya". (HR Al Hakim dan Thabrani).
Betapa banyak hal yang bisa kita lakukan sebenarnya untuk menarik simpati dari Allah SWT. Banyak hal yang bisa kita usahakan agar menambah perhatian Allah kepada kita. Salah satunya shalat duha. Shalat yang sering terlewatkan di pagi hari karena star bekerja rata-rata pada waktu pagi. di saat-saat seperti itu kita berusaha menyapa-Nya. Maka alangkah bahagia kita bisa menyapa Dia disela-sela kesibukan dengan bersujud pada-Nya.
4. Shalat Tahajud
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا
"Dan pada sebagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji (QS Al Isra': 79)
Dalam surah Adz Dzariyaat : 15 - 18
إِنَّ
الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ (١٥) آخِذِينَ مَا آتَاهُمْ
رَبُّهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَلِكَ مُحْسِنِينَ (١٦) كَانُوا
قَلِيلا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ (١٧) وَبِالأسْحَارِ هُمْ
يَسْتَغْفِرُونَ (١٨
"Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata air-mata air, sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar".
5.Istighfar
"Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirim hujankan hujan padamu dengan lebat dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai". (QS Nuh: 10-12).
"Barang siapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah), niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap kesimpatannya kelapangan, dan Allah akan memberinya rezeki (yang halal) dari arah yang tiada disangka-sangka". (HR Ahmad, Abu Dawud, An Nasa'i, Ibnu Majah dan Al Hakim).
6. Silaturrahmi
Imam Bukhari r.a meriayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang senang untuk dilapangkan rezekinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), hendaklah ia menyambung (tali) silaturrahim."
7. Sedekah
"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui". (QS AL Baqarah: 261).
Sabda Nabi SAW: "Tidaklah kamu diberi pertolongan dan diberi rezeki melainkan karena (sedekah kepada) orang-orang lemah di kalangan kamu." (HR Bukhari)
8. Berbuat Kebaikan
"Barang siapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barang siapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan". (QS Al Qashash: 84).
Nabi SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah tidak akan dzalim pada hambanya yang berbuat kebaikan, dia akan diberi rezeki di dunia dan akan dibalas dengan pahala di akhirat." (HR. Ahmad).
9. Bangun Lebih Pagi
Fatimah r.a (putri Rasulullah) berkata bahwa saat Rasulullah melihatnya masih terlentang di tempat tidurnya di pagi hari, beliau SAW mengatakan padanya, "Putriku, bangunlah dan saksikanlah kemurahan-hati Tuhanmu, dan janganlah menjadi seperti kebanyakan orang. Allah membagikan rezeki setiap harinya pada waktu antara mulainya subuh sampai terbitnya matahari". (HR Al Baihaqi).
Aisyah r.a juga menceritakan sebuah hadits yang hampir sama maknanya, yang mana Rasulullah SAW bersabda, "Bangunlah pagi-pagi untuk mencari rezekimu dan melakukan tugasmu, karena hal itu membawa berkah dan kesuksesan." (HR At Thabrani).
10. Bersyukur
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih". (QS Ibrahim: 7).
Tentunya kita ingin menjadi hamba yang bersykur/abdan syakuura. kehidupan ini layak untuk kita syukuri bila kita kenal dengan Pencipta Kehidupan. Bagi mereka yang kenal dengan-Nya maka tidak ada alasan untuk kufur akan segala nikmat-Nya. Semakin kita akrab dengan-Nya semakin kita akan mensyukuri kehidupan.Semoga kita diberikan kebahagiaan dalam menjalani kehidupan baik kehidupan dunia maupun kehidupan di kahirat nanti. Amiinn.
11. Baca Al Quran
Membaca Al Quran adalah mutlaq bagi para pencari kebahagiaan. Karena Al Quran adalah obat dari segala obat. Al Quran adalah sumber jawaban dari banyak pertanyaan. Membaca al Quran memberi efek bahagia.
Maca Al Qur'an angen-angen sak maknane jika mampu. Jka belum mampu cukup rutin membaca Al Qur'an saja. Lakukan saja maka akan mendapatkan pahala. Itulah bedanya perkara agama dan perkara dunia. itulah bedanya bacaan yang mengandung unsur ilahi dan bacaan yang hanya sekedar bacaan yang bersifat imajinasi dan keduniaan. Jika Al Qur'an dibaca-baca berulang-ulang akan mempunyai efek tertentu bagi si pembaca. Namun jika kita membaca bacaan yang kita tidak tahu artinya misalnya novel dalam bahasa arab maka tidak akan terjadi efek yang signifikan pada diri pembacanya.
12. Deket Dengan Orang Shalih
Dengan dengan dekat sama para ulama, auliya dan shalihin kita akan terkena asrarnya Kanjeng Nabi SAW. Telak kita akan merasakan sesuatu yang luar biasa bahagia mendapat setrum dari kanjeng Nabi dan mereka-meraka.
13. Berpuasa
Maksudnya adalah menambah diri dengan puasa-puasa sunnah selain dari puasa yang wajib.
14. Perbanyak Dzikir
Firman Allah swt. dalam surat Al-Ahzab 41-42 agar kita banyak berdzikir sebagai berikut :
“Hai orang-orang yang beriman! Berdzikirlah kamu pada Allah
sebanyak-banyak nya, dan bertasbihlah pada-Nya diwaktu pagi maupun petang!”.
Dan firman-Nya: فَاذْكُرُونِي أذْكُرْكُمْ ………..
“Berdzikirlah (Ingatlah) kamu pada-Ku, niscaya Aku akan ingat pula padamu! ” (Al–Baqarah :152)
Firman-Nya :
اَلَّذِيْنَ يَذْكُرُونَ اللهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنوُبِهِم
“…
Yakni orang-orang dzikir pada Allah baik diwaktu berdiri, ketika duduk dan diwaktu berbaring”. (Ali Imran :191)
Firman-Nya : وَالذَّاكِرِيْنَ اللهَ كَثِيْرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللهُ لَهُمْ
مَغْفِرَة وَأجْرًا عَظِيْمٌا.
“
Dan terhadap orang-orang yang banyak dzikir pada Allah, baik
laki-laki maupun wanita, Allah menyediakan keampunan dan pahala
besar”. (Al-Ahzab :35)
Firman-Nya lagi
: الَّذِيْنَ آمَنُوا وَ تَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللهِ
ألآ بِذِكْرِ الله تَطْمَئِنُّ الـقُلُوبُ.
“Yaitu orang-orang yang beriman, dan hati mereka aman tenteram
dengan dzikir pada Allah. Ingatlah dengan dzikir pada Allah itu, maka
hatipun akan merasa aman dan tenteram”. (Ar-Ro’d : 28)
Dalam hadits qudsi, dari Abu Hurairah, Rasul saw. bersabda : Allah swt.berfirman :
اَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْـدِي بِي, وَاَنَا مَعَهُ حِيْنَ يَذْكـرُنِي,
فَإنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي وَإنْ ذَكَرَنِي فِي
مَلاَءٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلاَءٍ خَيْرٍ مِنْهُ وَإنِ اقْتَرَبَ اِلَيَّ
شِبْرًا اتَقَرَّبْتُ إلَيْهِ ذِرَاعًا وَإنِ اقْتَرَبَ إلَيَّ ذِرَاعًا
اتَقـَرَّبْتُ إلَيْهِ بَاعًـا وَإنْ أتَانِيْ يَمْشِيأتَيْتُهُ هَرْوَلَة.
“Aku ini menurut prasangka hambaKu, dan Aku menyertainya, dimana saja ia berdzikir pada-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam hatinya, maka Aku akan ingat pula padanya dalam hati-Ku, jika ia mengingat-Ku didepan umum,
maka Aku akan mengingatnya pula didepan khalayak yang lebih baik. Dan
seandainya ia mendekatkan dirinya kepada-Ku sejengkal, Aku akan
mendekatkan diri-Ku padanya sehasta, jika ia mendekat pada-Ku sehasta,
Aku akan mendekatkan diri-Ku padanya sedepa, dan jika ia datang
kepada-Ku berjalan, Aku akan datang kepadanya dengan berlari”. (HR. Bukhori Muslim, Turmudzi, Nasa’i, Ibnu Majah dan Baihaqi).
Wallahu a'lam.