Berbicara tentang istilah bertapa atau tapa, pemikiran sering
membayangkan seseorang yang duduk bersila dengan tangan terkatup di
depan dada di sebuah tempat yang sepi seperti gua, bawah pohon, di
hutan, di pinggir tebing, atau hutan bahkan jurang. Pemikiran seperti
ini terpengaruh oleh gaya Sidharta Gautama ketika mencari penerangan
batin di bawah pohon boddhi atau gaya Sang Prajna Paramita atau Ken
Dedes ketika sedang bersemedi.
Pandangan ini juga terpengaruh oleh ‘lelaku’ atau perjalanan
spiritualitas mencari ketenangan batin ketika Panembahan Senapati undur
diri kehidupan duniawai dari Kerajaan Mataram. Kehidupan duniawi yang
penuh gonjang-ganjing dan intrik untuk saling menguasai dan menjatuhkan
membuat Panembahan Senapati merasa bahwa dirinya lebih pantas menjadi
seseorang yang bisa membawa ketenangan bagi orang lain daripada menjadi
penguasa di masa senjanya.
Dalam Serat Wedhatama karya agung Mangkunegara IV pada tembang ( macapat
) Sinom di antaranya mengatakan demikian:
Samangsane pasamuwan
memangun marta martani
sinambi ing saben mangsa
kala kalaning asepi
lelana teka teki
nggayuh geyonganing kayun
kayungyun eninging tyas
sanityasa pemrihatin
pungguh panggah cegah dhahar klawan nendra
artinya
dalam setiap pertemuan
ciptakan kebahagiaan lahir batin
saat ada waktu kesempatan
kala tak ada kegiatan
mengembaralah ke tempat yang sepi
meraih cita-cita luhur
yang ada di dalam hati
senantiasa hidup prihatin
teguh hati menghindari makan dan tidur
o o o o o
Saben mendra saking wisma
Lelana leladan sepi
Ngisep sepuhing supana
Mrih pana pranaweng kapti
Tistising tyas marsudi
Mardawaning budya tulus
Mesu reh kasudarman
Neng tepining jaladri ( madyaning wanadri )
Sruning brata kataman wahyu jatmika
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/aremangadas/memahami-bertapa-dalam-keagamaan-dan-spiritualitas-masyarakat-jawa_55292aa2f17e6152438b45a1
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/aremangadas/memahami-bertapa-dalam-keagamaan-dan-spiritualitas-masyarakat-jawa_55292aa2f17e6152438b45a1
Saben mendra saking wisma Lelana leladan sepi Ngisep sepuhing supana Mrih pana pranaweng kapti Tistising tyas marsudi Mardawaning budya tulus Mesu reh kasudarman Neng tepining jaladri ( madyaning wanadri ) Sruning brata kataman wahyu jatmika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar