Sesungguhnya para kekasih-kekasih Allah adalah tidak ada rasa takut dan tak pula bersedih hati. Ini artinya mereka mereka selalu siap menjalani dan menghadapi takdir-Nya tanpa rasa keluh kesah dan penyesalan. Mereka memiliki Allah sebagai "nyawa"nya. Allah diatas segala-galanya. Mereka hanya "galau" memikirkan umat agar kenal dengan Allah. Apa saja yang mereka punya digunakan seluruhnya untuk mengenalkan umat pada Tuhannya. Mereka selalu menanam jasa dan anti tertanam jasa. Mereka selalu welas asih terhadap semua makhluk. Mereka memandang makhluk sebagai pancaran keindahan Rabbnya. Mereka tidak sedang memandang makhluk tetapi mereka mengingat dan memandang Sang Pencipta semata.
Para kekasih selalu berperan sebagai "paku bumi" yang sesungguhnya. Bumi masih bisa damai tenang dan berjalan normal berkat doa-doa mereka disiang maupun malam. Tidak ada sedetik waktupun yang tersiakan kecuali selalu digunakan untuk menyendiri bermesraan dengan-Nya. Jiwa raganya sengaja diinfaqkan untuk kepentingan sesama makhluk. Mereka takut jika sampai kehilangan perhatian dari-Nya. Mereka tidak ingin Allah cemburu terhadap sikap dan perilakunya. Alhamdulillah dan selalu alhamdulillah, apapun yang menimpa dan peristiwa yang terjadi mereka selalu alhamdulillah.
Awas, siapa saja yang menghina dan menyatakan perang terhadap kekasih-kekasih-Nya maka sebenarnya dia telah berperang dengan Tuhan para kekasih itu. Oleh karena budaya khusnudzon kepada sesama mkhluk Allah adalah mutlak. Selalu berbaik sangka pada Allah adalah keniscayaan. Bagaimana tidak, siapa yang tahu jika Allah berkehendak. Dimata para kekasih tidak ada makhluk yang hina, sejahat jahatnya penjahat paling jahat sedunia pun, sehina hinanya makhluk paling hina sedunia pun tetap berkhusnudzon jika Allah menghendaki maka makhluk tersebut adalah makhluk yang paling mulia melibihi dirinya. Sifat jaiz Allah justru meliputi alam pikiran para kekasih. Jangankan sesuatu yang telah dijanjikan Allah akan terjadi, jika janji-Nya diingkari oleh-Nya maka siapakah yang bakal menghentikan Keagungan dan Kekuasaan-Nya. Malah para kekasih merasa dirinya adalah sehina-hina makhluk, tak ada sifat baik dari dirinya melainkan hanyalah pinjaman dari sebagian kecil Kasih dan Sayang-Nya. Wallahu a'lam Bis showab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar